BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 07 November 2010

BOJO SING BER-ILMU


Pada suatu hari…..aku ber-diskusi, tukar pikiran, alias gendu-gendu rasa sama anak wadon-ku. Kataku membuka pembicaraan…..“Nduk….ngesuk nek golek calon pasangan hidup,( calon suami ), syarat sing nomor siji adalah berilmu…..sing liya-liyane nomor songo likur utowo nomor suwidak jaran”. Sebab sudah terbukti dengan ilmu itulah seseorang akan bisa hidup bahagia, atau dengan kata lain kalau mau bahagia itu ada ilmunya, sambil ku-perbaiki posisi duduk-ku, ku-tambahkan perkataan kepadanya……….

Kalau mau hidup senang di-dunia harus dengan ilmu, orang yang ingin bahagia di-akherat harus dengan ilmu, dan kalau ingin bahagia di-dunia dan akherat juga harus pakai ilmu, wis….pokok-e semuanya harus pakai ilmu, kata-ku dengan penuh semangat, karo rodo ngotot, sambil ku-sruput teh manis hangat dan ku-gigit pisang goreng bikinan istriku…..

Anak wadon-ku meneng wae….seperti agak bingung, mungkin dia mau menyanggah tapi gak berani. Tapi aku bisa meraba kemana arah pikirannya….”ber-ilmu tapi nek jelek seperti bapak bagaimana?……sebelum dia bertanya seperti itu, aku lanjutkan bicara-ku, walaupun dia gak tampan, tapi dengan ilmunya dia bisa membuat suasana itu selalu hidup, suasana itu selalu ceria…sampai-sampai pasangan-nya itu lupa bahwa suaminya itu sebenarnya gak tampan,….kudengar dari ruangan sebelah istri-ku dehem-dehem…..mungkin dia bilang dalam hati “koyo sing ngomong”……..

Dengan penjelasan-ku itu dia kelihatan tambah bingung….apa iya seperti itu, akhirnya dia memberanikan diri bertanya kepada-ku, “lha….. cirri-cirinya pemuda yang ber-ilmu itu seperti apa Pah? Langsung ku-jawab dengan mantap seolah-olah aku tahu betul persoalan ini. Pemuda itu peringainya lembut, sopan santun, lembut tutur bahasanya, tidak sombong, baik hati, jujur dalam kata dan perbuatan dan….. yang terpenting adalah kamu merasa nyaman bila di-dekatnya….sedikit ku-keluarkan jurus-jurus pengalaman pribadi-ku……sambil ku-lirik, bojo-ku mencap-mencep dewe…

Penjelasan-ku tambah menbuat dia bingung, mungkin karena terlalu teoritis dan maklum anak bau kencur yang belum berpengalaman….dan dia-pun sekali lagi bertanya kepada-ku…… “missal-nya seperti siapa?, langsung ku-jawab dengan tanpa ingin menyombongkan diri….ya seperti bapak-mu ini……halah…..ngono wae kok repot…….kira-kira apa komentar istri-ku ya?………

Sabtu, 06 November 2010

FALSAFAH "NGOMPOL"


Waktu aku keliling-keliling pabrik, dimana saya bekerja kudapati sekelompok pegawai yang seperti bermain-main dalam kerjanya. Naluri sebagai orang dewasa kontan aku marah, yang sebelumnya belum pernah aku semarah itu.

Siapa mandor kalian! suruh kesini hardik saya kepada orang-orang itu, sambil garuk-garuk ketakutan mereka tidak mau menjawab pertanyaan saya. Tak lama muncul laki-laki agak muda menghampiri saya dan berkata, ada apa pak? ada apa...ada apa katamu, siapa yang suruh orang-orang itu kerja seperti main-main?

Sejurus dengan itu, tanpa kusadari datang laki-laki separuh baya, mengatur keadaan dan mereka berbaris seperti upacara dan saya didaulat untuk menjadi inspektur upacara, ( ndilalah aku yo manut wae ).

Tibalah saatnya saya menyampaikan amanat, assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh....serempak mereka membalas salam-ku. siki tulung dirungok-na omongane inyong ( dengan bahasa banyumasan yang medok ), saya lebih mantap bicara dengan bahasa Banyumas dari pada Bahasa Indonesia....

Rika kabeh ngerti apa ora, apa kesalahan rika kabeh? tanyaku pada mereka...ngertos pak, anu kula golehe ngode sekepenake dewek, bagus jawab-ku. Inyong kesuh maring rika kabeh kueh udu merga inyong benci maring rika, tapi justru inyang kueh eman maring rika kabeh, ora jere inyong mbelani juragan.

Ngode kueh mbok pada karo ngibadah mbok, lha angger ngibadah sinambi glowehan, kira-kira ditampa apa ora?.....nggih mboten jawab mereka. Angger rika ngode kaya miki artine sebagian rika kuweh korupsi...angger korupsi diempakna maring bocah mengko arep dadi bocah sing kepriwe?....apa ora dewek mengko gawe generasi sing bubrah...wong Jepang bae sing ora genah agamane tapi kenapa ngodene temen tur jujur?

Kabeh kuwe mau sebab dewek ora tau ngaji, utawa wis ngaji tapi durung bisa menghayati, apa maning nglakoni, iya mbok.....apike ya angger wong ngelmu kuwe kudu bisa ngerti, krasa tur rumangsa,....kaya dene "WONG SING NGOMPOL". Wong sing ngompol kae tuli ngerti mbok angger ngompol, tur ya krasa trur rumangsa nek ngompol, lha angger wis kaya kuwe terus berusaha kepriwe supaya ora ngompol maning.

Tiba-tiba terdengar adzan subuh....tibak-e aku mau kuwi ngimpi....
wasalam...mugo-mugo bermanfaat

Selasa, 01 Juni 2010

BER - 2 1 7 - AN


Sering kita jumpai angka-angka yang dirangkai, diotak-atik sedemikian rupa sehingga menjadi rangkaian huruf yang bermakna. salah satuanya adalah angka 217 ( baca : ber-dua-satu-tujuan ). misalnya lagi istilah "ngaji" yang bermakna menuntut ilmu ( utamanya ilmu agama ) sering didekatkan dengan angka 91 ( songo-siji ).

Inilah otak-atik mathuk dari rahasia angka 217 tersebut diatas. ber-dua ( ber-2 ) hampir dapat dipastikan bersama orang yang kita cintai, istri, anak, sahabat, atau orang lain yang pantas kita temani atau pantas menemani kita. Suatu-Tuju-an ( 17-an) kemana kita akan pergi dengan orang-orang tersebut diatas, adalah sebuah "tempat" atau sebuah muara cita-cita yang pastilah MULIA.

apabila kita jumlahkan angka-angka tersebut ( 2 + 1 + 7 ) maka akan berjumlah 10 ( sepuluh ) lambang kesempurnaan suatau nilai. siapapun akan bangga atau ingin mendapatkan nilai 10, baik disekolah atau capaian-capaian diselain itu. yaaa....sempurna, itulah hal yang apabila kita dapat mencapai nilai itu.

Angka 10 adalah lambang saja, 1 melambangkan keber-ada-an, keabadian, ke-Esaan, lambang ke-Tuhanan, sedangkan 0 adalah lambang ketiadaan, kelemahan, kefana-an,kesementaraan, lambang seorang hamba. Angka 0 ini menjadi bernilai tinggi manakala dia dekat dengan angka 1, namun apabila angka 0 ini jauh dengan angka 1 apalagi kalau dia berdiri sendiri maka dia tidak mempunyai nilai, walaupun kita tulis besar-besar. Paling-paling kita sebut dengan "big-zero".

Itulah kira-kira salah satu makna ber-217-an, mari kita ajak orang-orang dekat kita, sahabat kita sampai pada tepian pemahaman ini. Yakni sebagai hamba harus senantiasa dekat dengan Tuhan-nya agar hidup ini menjadi bernilai, menjadi kuat dalam mengarungi bahtera kehidupan, namun apabila kita jauh.....pasti tidak ada gunanya hidup ini......semoga bermanfaat......wasalam......

Minggu, 21 Maret 2010

MUTIARA YANG SANGAT BERHARGA


wahai saudara-ku, ketahuilah......
Apa-pun perbuatan manusia ( baca: hamba )...seperti layaknya bayang-bayang kayu yang jatuh diatas sungai.....

Sedikit-pun tidak dapat menghalangi sampan yang melaju padanya....
Berupaya pahamilah sepetti itu keadaan-nya....

Semoga bermanfaat.....