BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 07 Mei 2009

Sarung Sang Penyelamat


Tahun 1992, aku berkesempatan mengunjungi negeri matahari terbit atas kebaikan Saito san, pemilik perusahaan SAITO WOOD CRAFT,Co Ltd. Dengan modal nihon go (bahasa jepang) yang pas-pasan aku nekat berangkat sendiri ke Jepang.


Nihon ha kirei desu ne…itu kesan pertamaku begitu aku mendarat di Nagoya, memang Jepang betul-betul bersih, indah dan masyarakatnya ramah, seperti layaknya negara-negara timur yang terkenal penduduknya ramah.


Waktu masuk di airport Nagoya tidak ada masalah, paling dikasih tunjuk gambar pistol, obat-obat terlarang, dengan modal geleng kepala saja aku sudah lolos dari pemeriksaan, aman…


Satu bulan di Jepang seperti sebentar, Saito san memang baik, aku diajak ke Tokyo, Tokyo ha nihon no suuto desu, ya…ibukota Jepang. Dengan hato basu, keliling Tokyou, Tokyo Tower sing duwure amit-amit 360 m, makan siang di aksasa hotel juga gedung sing duwur banget sampai lihat gedung sebelah seperti bergoyang-goyang. Tokyo kaya Jakarta, gedung tinggi-tinggi, mobil banyak, orang penuh. Tokyo ha ookina machi desu.


Aku juga berkesempatan keliling Kyoto, kota tua yang bersejarah, banyak kuil kuno, peninggalan sejarah Jepang lainya. Karena waktu itu bertepatan dengan piknik bareng-bareng sesama karyawan Saito Wood Craft, nginep rame-rame di Kyoto.


Waktu itu bulan juli, hujan dan cuaca puaaanas tenan, kalau aku pulang ke apartemen, ya…..kos-kosan gitu ajalah, suhu dikamar bisa mencapai 45 derajat celcius, maklum gak pakai AC, kelas ekonomi pas-pasan. Makanan wah….susah ya…sasimi ha amari suki janai ne….tapi aku pesen sama bos, pokoknya jangan yang pakai buta niku alias daging babi, haram…Sholat merupakan satu persoalan tersendiri, masjid susah dicari, waktu subuh sudah masuk sekitar jan 2 dini hari, magrig jam 8 malam.


Waktu pulang telah tiba, ya…walaupun diJepang memang indah, bersih, tapi rindu kampung halaman tak bisa kubuang begitu saja, apalagi waktu itu anak saya yang pertama baru berumur satu tahunan, kuangen tenan, anak, istri, makan jawa, maklum wong jowo…


Begitu mendarat di Ngurah Rai airport, Denpasar hatiku plong banget, tapi juga dag-dig-dug. Plong karena sudah sampai tanah air, dag-dig-dug karena dari beberapa info sebelumnya di Denpasar bea cukainya galak-galak, aku bawa banyak barang dari omiage temen-temen diJepang, jangan-jangan kena pajaklah atau dipersulitlah. Tapi semua itu tak terjadi,…..begitu orang bea cukai buka tas pertama saya…dia lihat sarung saya……entah karena ambune..atau dia pikir aku orang kampung, aku nggak ngerti tiba-tiba dia meloloskan semua barang bawaan saya tanpa pemeriksaan lebih lanjut, sarungku menyelamatkan pemeriksaan. Terima kasih banyak ya….sarung……

0 komentar: