BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 03 Juni 2009

NEGERI TIMUR YANG BERSINAR


Negeri matahari terbit, begitulah Jepang dijuluki, sebuah negara yang mengalami kemajuan dari segi kehidupan fisik yang luar biasa. Kemajuan jepang ditandai dengan kemajuan teknologi, pendapatan perkapita yang tinggi, pembangunan sarana dan prasarana yang mewah, jalan tol yang sudah tersambung dari ujung utara sampai ujung selatan tanpa terputus, kereta super cepat yang mewah, gedung pencakar langit dimana-mana, industri elektronika yang tersohor diseluruh penjuru dunia dan tak kalah mengagumkannya industri otomotifnya, sampai-sampai Amerika dan negara-negara Eropa dibikin kuwalahan jika harus bersaing denganJepang.

Pemahaman saya tentang Jepang karena secara kebetulan dari tahun 1990 sampai sekarang saya bekerja disebuah perusahaan yang selalu berhubungan dengan Jepang. Sekalai saya berkempatan berkunjung ke negeri matahari terbit itu, berangkat dari pergaulan dan pergumulan saya dengan Jepang membuat saya tertarik, kalau tidak mau dibilang jatuh hati dengan Jepang.

Ketertarikan denganJepang meliputi segala hal yang berbau Jepang, budayanya, karakter orangnya, keindahan lekuk-lekuk tulisannya, terutama adalah etos kerjanya.
Tulisan ini saya maksudkan agar kemajuan negara Jepang dapat kita ambil manfaatnya untuk kehidupan kita dinegeri tercinta Indonesia. Bukan maksud saya kita mesti meniru seratus persen tetapi kita ambil yang baik-baik saja yang mungkin kita terapkan, atau sekedar membangkitkan semangat dan ingatan kita karena kitapun sebenarnya juga memiliki kehebatan akan tetapi kita lupa menggalinya, kita lupa tidak menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Menjadi bangsa yang maju, mandiri, disegani oleh bangsa lain adalah suatu kebanggaan, suatu cita-cita yang mesti kita upayakan bersama, adalah tanggung jawab kolektif segenap anak bangsa, pimpinan negara maupun rakyat jelata. Kita patut bangga dulu nenek moyang kita pernah mengalami kemajuan yang luar biasa, daerah kekuasannya meliputi wilayah yang sangat luas, tentu kita masih ingat Majapahit, Patih Gadjah Mada bukan? Tetapi itu semua tinggal kenangan, betapa tidak dulu waktu kita baru merdeka, tetangga kita Malaysia mengirim sebagian warganya untuk menuntut ilmu diJakarta, tetapi bagamana sekarang kondisi itu sudah terbalik, sebagian warga kita merasa lebih bangga jika menuntut ilmu di negeri jiran itu. Malah jiran kita berani menyepelekan kita karena kita dianggap lemah dalam hal ekonomi, kehidupan social politik dan sebagainya dan sebagainya. Memang sungguh ironis, tetapi itulah kenyataan.

Situasi yang serba sulit
Barang kali inilah salah satu sebab mengapa orang Jepang mau bekerja keras untuk bertahan hidup. Keadaan alam yang kurang subur, iklim yang kurang bersahabat adalah salah satu factor yang mendorong masyarakat jepang terpaksa bekerja keras sebab kalau tidak mereka akan tamat riwayatnya. Ditambah dengan kekalahan perang dunia ke 2 oleh sekutu dan dijatuhinya bom atum di Hiroshima dan Nagasaki menambah kondisi Jepang tambah terpuruk, dari kondisi seperti itulah warga dan pemerintah Jepang berupaya untuk bertahan hidup yang hasilnya dapat kita lihat seperti sekarang ini, sengsara membawa nikmat.

Semangat kebersamaan yang tinggi
Inilah salah satu sifat penyokong mengapa Jepang bisa maju seperti sekarang ini. Mungkin inilah factor utama pendorong kemajuan Jepang. Semangat orang Jepang untuk maju bukan karena dilandasi oleh pengalaman keagamaan, karena menurut data tahun 1990an hanya sekitar 7% warga Jepang yang menganut agama tertentu, sisanya tidak menganut suatu agama manapun.

Apabila ada pegawai baru disebuah perusahaan, pegawai lama menerimanya dengan ramah, ucapan selamat bergabung nan lembut senantiasa diterima oleh pegawai baru. Pegawai baru mendapaatkan bimbingan yang memadai, karena mereka menyadari tidak lama lagi sang karyawan baru ini akan menjadi bagian dari team mereka yang akan berjuang bersama meraih kesuksesan perusahaan, alangkah indahnya kebersamaan seperti ini. Saya belum pernah merasakannya diperusahaan Indonesia dimana saya pernah bergabung. Apabila ada salah satu rekan kerjanya yang berprestasi dan mewakili perusahaannya untuk mengikuti sebuah konvensi misalnya, maka dukungan semangat dari rekan kerja yang lainnya sangatlah istimewa.

Tidak kalah pentingnya, rasa ikut memiliki pegawai Jepang ini sangat tinggi, sehingga mereka menjaga perusahaan seperti menjaga perusahaaannya sendiri, bekerja dengan kesungguhan prima. Hal ini ditambah lagi dengan penghargaan pemilik peruahaan terhadap pegawainya yang bukan basa-basi, tetapi dilakukannya dengan ketulusan yang dalam. Pada waktu tertentu mereka berpiknik bersama, pegawai dan pemilik perusahaan, disitulah diadakan sebuah acara ramah-tamah, pemilik perusahaan menyampaikan ucapan terima kasih karena para pegawai sudah mau bekerja keras untuk perusahaan, sebaliknya wakil salah satu pegawai menyampaikan ucapan terima kasih karena sudah mau menerima mereka bekerja, simbiosis mutualisme yang sangat nyata, indah bukan?

Budaya saling mengingatkan
Apabila terjadi suatu pelanggaran, maka orang-orang yang berada paling dekat mau mengingatkannya dengan senang hati. Apabila kita melanggar traffic light misalnya jangan heran bila bukan polisi yang ngomelin kita, tapi para pengguna jalan akan langsung menegur kita, demikian juga diperusahaan, dengan demikian sekecil apapun kesalahan langsung mendapatkan respon yang positif sehingga tidak akan menjadi kesalahan yang lebih fatal.

Kuat memegang tradisi dan nasionalisme yang tinggi
Aspek ini tidak kalah pentingnya dalam menyokong kemajuan Jepang, sehingga budaya nenek moyang baik berupa makanan, kesenian mereka pertahankan dan bahkan mereka gali untuk dikembangkan sehingga menjadi salah satu kekuatan Jepang. Dengan nasionalisme yang tinggi mereka tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal dari luar apalagi kalau soal ekonomi, mereka memakai produk sendiri yang memang sebenarnya bermutu tinggi, kasus mobil, elektronika misalnya. Ada satu kebiasaan atau tradisi, para suami sudah biasa pulang terlambat atau bahkan sampai larut malam untuk urusan pekerjaan, apabila suatu hari dia pulang cepat sang istri malah menegurnya dianggapnya suaminya tidak bersugguh-sungguh dalam bekerja.

Mau terus belajar
Hal ini ditunjukan dengan minat baca yang tinggi, hal ini dibuktikan dengan sebuah survei bahwa Koran-koran dijepang menerbitkan oplahnaya beberapa kali lipat dari jumlah penduduk jepang. Disetiap kesempatan, dibus, dikereta api dan dimanapun mereka sempatkan untuk membaca, kalau tidak ya tidur.
Dengan demikian orang Jepang senantiasa uptodate, senantiasa mengikuti perkembangan informasi yang ada.

Bagaimana denga Indonesian
Negara Jepang seperti itu bukan berarti segala-galanya, kita masih mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki Jepang, jadi kita tidak usah terlalu takut dan silau dengan kemajuan Jepang. Tetapi mengambil pelajaran adalah sifat bangsa yang bijak, agar kita bisa meraih kesuksesan hidup, atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tanah kita subur, laut kita banyak ikannya, bumi kita banyak minyaknya, batubaranya bahkan banyak emasnya, hutan kita laksana emas hijau, pokoknya kita ini harusnya bersyukur karena terlahir dinegeri yang subur makmur, toto tentrem, kerto raharjo gemah ripah, loh jinawi, tongkat dan batu jadi tanaman.

Kita ditakdirkan hidup dinegeri yang diberkahi, betapa tidak? Bangsa Indonesia hidup belandaskan Ketuhanan, artinya hidup kita sungguh merupakan karunia, sehingga apapun yang akan kita lakukan berdimensi ganda, yaitu dunia dan akherat. Kita berbuat dan meninggalkan sesuatu karena dasar keagamaan, dan ini harusnya lebih kuat dari pada atas dasar urusan keduniaan.

Nenek moyang kitapun mempunyai budaya yang luhur, yang patut kita pertahankan dan bahkan kita kembangkan, misalnya gotong royong, mikul duwur mendem jero, ojodumeh dan sebagainya. Dan terbukti dalam situasi krisis seperti apapun kita tetap bertahan sampai sekarang.

Kalau kita mau maju, kesempatan masih terbuka luas, kita hidup bukan untuk sekarang saja, akan tetapi mewarisi anak cucu dengan hal yang baik tentu lebih berharga dan lebih bermanfaat, kalau bukan dari kita mau siapa lagi. Kita mulai dari diri kita, keluarga kita, ajak temen kita, ajak anak buah kita untuk berbuat lebih baik.
Jujur itu nikmad, keras keras itu menyenangkan, dengan kebersamaan semua yang berat jadi ringan. Semoga bermanfaat.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Apik So. Ning isih ana maneh kesimpulanmu sing durung terungkap, yaiku bab militansi. Saya militan biasane walaupun jumlahe sethithik bakal membuat kekuatan besar. Sahabat Rasulullah awale mung piro, ning akhire bisa ngalahake kaum kafir. Kuncine, MILITAN utawa Istiqomah

Suroso Bin Haji Moh Takrip mengatakan...

good idea, stuju pak, mungkin ditambahi kampanye yang terus-menerus, seperti program KB di Indonesia...salam