BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 12 Juni 2009

POKOK-E "KATUT"....


Ini salah satu prinsip atau kata menterengnya “kiat” yang saya dapatkan dari guru matematika saya waktu dibangku SMP. Beliau bapak Soedarsono dawuh :”kowe dadi bocah ora usah kudu juara, tapi sing penting katut, koncomu munggah kelas yo..kowe katut, koncomu lulus yo..kowe katut, koncomu ketompo neng SMA negeri yo..kowe katut, koncomu ketompo neng perguruan tinggi Negeri yo kowe katut, pokok-e katut wae mengko kepenak”

Sampai sekarang ungkapan ini masih saya ingat betul, seolah-olah masih terdengar ditelinga saya dengan jelas sekali dan memang prinsip inilah yang saya pakai dalam kehidupan sehari-hari, ya…..pokok-e katut. Dengan demikian kita tidak “ngoyo” tapi mantap dalam segala langkah, kata orang “kulon” slow..bu..sure…

Prinsip inilah salah satu yang harus dipegang oleh produsen barang atau jasa, artinya kita mesti membuat barang atau memberikan pelayanan jasa yang seminimal mungkin barang atau jasa kita ini dapat diterima pasar, sehingga barang kita bisa laku tanpa ada masalah. Inilah pengalaman saya dalam memproduksi kotak makanan dari kayu sehingga dapat diterima dipasar Jepang yang terkenal “cerewet” dalam hal mutu.

Penerapannya Tidak Mudah
Walaupun kelihatannya sederhana “pokok-e katut” akan tetapi penerapanya tidak semudah yang kita bayangkan. Bagaimana tidak, yang tadinya kita duduk dibangku Sekolah Lanjutan Pertama kemudian “katut” di Selokalah Lanjutan Atas Negeri yang notabene persaingan tambah ketat, tingkat kesulitan mata pelajaran makin sulit, iklim pergaulan makin bervariasi. Demikian juga apa bila kita masuk Perguruan Tinggi Negeri maka tingkat kesulitannyapun akan semakin tinggi.

Meluruskan “niat” adalah salah satu bentuk persiapan agar kita berhasil lulus ditingkat jenjang yang lebih tinggi. Seorang pelajar dan mahasiswa mesti meluruskan niat bahwa tujuan pelajar dan mahasiswa adalah menuntut ilmu. Apabila niat sudah benar maka sebesar apapun gangguan dan cobaan yang menerpa, semangat belajar tetap tinggi. Seorang pegawai atau pengusaha apa bila mempunyai niat yang benar, maka hal-hal yang negatif dapat dihindari.

Persiapan berikutnya adalah membenahi “tekat”, apabila niat sudah lurus maka tekat yang kuat adalah modal yang mesti diupayakan, walaupun kita niat berbuat baik kalau tidak diikuti dengan tekat yang kuat maka mustahil niat tersebut bisa kesampaian, walaupun kita berniat baikpun sudah berpahala.

Niat dan tekat apabila tidak didasari dengan “ilmu” yang mapan maka semua akan sia-sia belaka. Ilmu sangat penting dalam mengarungi kehidupan ini sebab dengan ilmu semua dapat kita atasi dengan baik. “barang siapa ingin sukses didunia, harus dengan ilmu, barang siapa ingin bahagia diakherat, harus dengan ilmu dan barang siapa ingin bahagia didunia dan diakherat juga harus dengan ilmu.

Hidup Ini Hanya Ujian
Begitulah kenyataannya, bahwa hidup ini penuh dengan ujian. Kita lolos dari ujian yang satu harus “nglakoni” ujian yang lainnya. Baru saja kita senang lolos dari ujian yang satu kita harus persiapan untuk ujian yang lain lagi. Maka benarlah Firman Tuhan :”Apakah kalau kamu mengaku beriman maka Aku tidak akan mengujumu?”

Karena ujian ini adalah suatu “keniscayaan” maka kita sebagai orang yang waspada harus senantiasa mempersiapkan diri, jika sewaktu-waktu ujian itu akan memaksa kita untuk menjalaninya.

Pernah sahabat saya bilang : “Yang penting kita itu ngelmu dulu, saiki nggladrah ora opo-opo, nanti nek sewaktu-waktu mau kembali sudah tahu ngelmunya” ya….ini sebuah kata penghibur, bahwa setelah “nggladrah” itu mesti kembali, bagaimana kita mau kembali kalau tidak tahu jalannya?

Mari menunut ilmu yang bermanfaat agar kita dapat menerapkan prinsip “pokok-e katut” ini, yang utama adalah kita mesti lolos ujian terakhir, yaitu manakala manusia dibangunkan dari kubur dan dikumpulkan dimakhsar…..kita mesti menunggu giliran untuk diuji….dinilai hasil pekerjaan kita selama didunia….pada saat anak laki-laki tidak kuasa menolong bapaknya dan sebaliknya….syukur-syukur kita dapat PMDK,jadi tidak usah melewati ujian itu….seandainya kita punya “guru” yang dapat mempertanggung jawabkan diri kita dan seandainya kita punya rombongan yang terpercaya….

Waktu masih ada….belum terlambat…semoga kita dapat senantiasa “katut” dalam hal-hal yang baik……amin, semoga bermanfaat. Wasalam……

0 komentar: